Resep Rendang Daging Sapi Asli Minang
        Rendang adalah masakan Minangkabau yang telah mendunia. Sajian ini menjadi simbol filosofi, budaya, dan kearifan lokal Minang. Rendang asli Minang dimasak hingga kering, tahan lama, dan kaya rempah.
      
      Bahan-bahan:
- 1 kg daging sapi (pilih bagian paha atau sandung lamur)
- 2 liter santan dari 2 butir kelapa tua
- 2 batang serai, memarkan
- 5 lembar daun jeruk purut
- 2 lembar daun kunyit, simpulkan
- 2 lembar daun salam
- Garam secukupnya
- Minyak goreng secukupnya
Bumbu Halus:
- 15 butir bawang merah
- 8 siung bawang putih
- 250 gram cabai merah keriting
- 5 butir kemiri, sangrai
- 2 cm jahe
- 2 cm lengkuas
- 2 cm kunyit, bakar
- 1 sendok teh ketumbar
Cara Membuat:
- Potong daging sapi sesuai selera, cuci bersih dan tiriskan.
- Haluskan semua bumbu halus, tumis dengan sedikit minyak hingga harum.
- Masukkan serai, daun jeruk, daun kunyit, dan daun salam. Tumis sebentar.
- Tuang santan ke dalam wajan besar, masukkan bumbu tumis, aduk rata.
- Masak santan dengan api sedang sambil terus diaduk agar tidak pecah.
- Setelah santan mulai berminyak, masukkan daging sapi. Aduk rata.
- Masak dengan api kecil, aduk sesekali hingga santan mengental dan berminyak.
- Teruskan memasak hingga rendang berwarna coklat kehitaman dan kering sesuai selera (sekitar 4-5 jam).
- Angkat dan sajikan rendang dengan nasi hangat.
Tips & Catatan:
- Gunakan santan dari kelapa tua agar rendang lebih gurih dan berminyak.
- Rendang asli Minang dimasak hingga benar-benar kering agar tahan lama tanpa pengawet.
- Rendang bisa disimpan di suhu ruang hingga 2 minggu, atau di kulkas hingga 1 bulan.
- Rendang Minang biasanya tidak menggunakan gula, rasa manis berasal dari santan yang dimasak lama.
Filosofi Rendang Minang
Rendang bukan sekadar makanan, tapi juga simbol musyawarah, kebersamaan, dan ketahanan hidup masyarakat Minangkabau. Proses memasak yang lama melambangkan kesabaran dan ketekunan. Setiap bahan memiliki makna: daging sapi melambangkan pemimpin, kelapa sebagai masyarakat, cabai sebagai ulama, dan bumbu sebagai penyeimbang kehidupan.
        Referensi asli resep: urangminang.com (arsip 2013)
      
      
    